Open/Close Menu Ramah perilaku kami, Santun budaya kami, Sungguh-sungguh cara kerja kami

Penyakit jantung seperti Aritmia masih menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. 87 persen pasien meninggal mendadak karena penyakit ini.

Dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, Ketua Indonesian Heart Rhythm Society Meeting (InaHRS) mengatakan prevalensi Fibrilasi Atrium (FA) yang merupakan salah satu kasus Aritmia yang paling sering didapatkan di klinik, jumlahnya terus meningkat hingga 1-2 persen dan akan terus bertambah dalam 50 tahun mendatang.

Apa itu FA?

Dr. Dicky mengatakan FA merupakan kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat. Kondisi inilah yang membuat penyakit stroke meningkat hingga 500 persen pada FA.

“FA bisa membuat terjadinya gumpalan darah yang mampu menyumbat pembuluh darah. Jika gumpalan darah ini menyumbat pembuluh darah otak, itu akan mengakibatkan stroke. Mengingat dari 2,2 juta kasus FA di Indonesia, 40 persen di antaranya mengalami gejala stroke. Kelumpuhan dan kematian juga lebih tinggi daripada stroke akibat FA,” ujarnya dalam Media Overview dan Outlook tentang Penyakit Aritmia di Indonesia 2018, Jakarta, beberapa waktu lalu.

80 persen pasien FA tidak menyadari gejala yang mereka rasakan bahkan hampir tidak memiliki keluhan sama sekali.

“Hanya 20 persen pasien yang alami keluhan saat terdiagnosis FA. Gejala yang paling umum terjadi adalah kelelahan dan tak bertenaga. Tetapi ini juga jadi salah satu gejala yang sering tidak disadari sebagai FA,” ujar dr Dicky.

FA merupakan suatu penyakit terkait umur (aging disease). Karena itu, meningkatnya presentase populasi usia lanjut di Indonesia, dari 7,74 persen di tahun 2000 menjadi 28,68 tahun 2050. Ini menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kejadian FA.

“Dalam skala yang lebih kecil, hal ini juga tercermin pada data di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita yang menunjukkan bahwa persentase kejadian FA pada pasien rawat selalu meningkat setiap tahunnya, yaitu 7,1 persen pada tahun 2010, meningkat menjadi 9,0 persen (2011), 9,3 persen (2012) dan 9,8 persen (2013),” tutupnya.

source: vemale.com

Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - Klinik Semper support by PT. PMI

Telepon Kami       (021) 4400902