4 Jenis Pengobatan Kanker Darah, Anda Harus Tahu
Kanker darah yang berkembang secara lambat, misalnya leukemia granulositik kronik (LGK), pengobatan yang umumnya digunakan adalah menggunakan obat tablet yang dikonsumsi rutin setiap hari. Namun pada kanker darah yang berkembang dengan sangat cepat, misalnya leukemia akut atau limfoma non-hodgkin, pengobatan kemoterapi yang intensif dan agresif lebih tepat untuk dilakukan.
Selain edukasi mengenai penyakit kanker darah, masyarakat memang perlu mengenal beragam jenis pengobatannya. Berikut adalah 4 Jenis Pengobatan Kanker Darah, Anda Harus Tahu:
1. Imunoterapi
Imunoterapi merupakan jenis pengobatan yang masih baru untuk mengatasi kanker. Prinsip dari imunoterapi adalah mengoptimalkan sistem imun penderita sendiri untuk membunuh sel kanker. Oleh karena itu, umumnya imunoterapi lebih jarang menyebabkan efek samping dibandingkan dengan kemoterapi. Pengobatan imunoterapi banyak digunakan untuk kasus limfoma, terutama limfoma non hodgkin.
2. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan yang paling banyak digunakan untuk kanker darah. Bergantung pada jenis kanker darahnya, kemoterapi dapat dilakukan secara agresif dengan memberikan infus obat kemoterapi ke dalam pembuluh darah. Selain itu dapat pula dilakukan dengan menggunakan obat tablet yang dikonsumsi setiap hari secara jangka panjang.
Pada leukemia akut dan limfoma, umumnya kemoterapi agresif perlu dilakukan untuk membunuh sel darah yang ganas. Untuk melakukan metode pengobatan ini, penderita harus dirawat di rumah sakit dan ditempatkan di sebuah ruangan steril khusus untuk kemoterapi.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah infeksi karena semua sel darah di dalam tubuh akan menurun drastis jumlahnya setelah prosedur kemoterapi. Pada kemoterapi yang agresif, sering kali pasien juga membutuhkan transfusi darah dalam jumlah banyak.
Pada kanker darah yang berkembang lambat, obat kemoterapi tablet bisa dikonsumsi tiap hari. Pengobatan jenis ini tak membutuhkan perawatan di rumah sakit. Umumnya pasien kanker darah jenis seperti ini (misalnya penderita leukemia kronik) bisa beraktivitas hampir sama dengan orang yang sehat. Namun pada sebagian pasien, transfusi darah sesekali dibutuhkan.
3. Radiasi
Radiasi atau secara medis dikenal dengan istilah radioterapi merupakan pengobatan kanker darah dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Tak seperti kemoterapi yang zatnya tersebar ke seluruh tubuh, radiasi hanya mengenai bagian tubuh tertentu. Misalnya jika penyinaran dilakukan pada tulang belakang, maka hanya sel di tulang belakang saja yang akan mengalami dampak dari radiasi.
Satu hal yang perlu dipahami bahwa tidak semua kanker darah bisa diatasi dengan radiasi. Jenis kanker darah yang membutuhkan radiasi di antaranya adalah acute lymphocytic leukemia (ALL) dan limfoma.
4. Transplantasi sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk memproduksi semua jenis sel darah. Pada kanker darah, ”sumber masalah”nya terletak di sumsum tulang. Alih-alih menghasilkan sel-sel darah yang sehat, organ ini justru mengeluarkan sel ganas.
Pada transplantasi sumsum tulang, cara yang dilakukan adalah dengan memasukkan sumsum tulang dari orang yang sehat pada penderita kanker darah. Hal ini bertujuan agar sumsum tulang yang sehat tersebut menghasilkan sel darah yang sehat pula. Namun demikian, sebelum tindakan transplantasi sumsum tulang dilakukan, umumnya kemoterapi dan/ atau radiasi harus dilakukan dahulu untuk memusnahkan semua sel ganas yang beredar di dalam tubuh.
source: merdeka.com