Autism spectrum disorders atau ASD adalah suatu kondisi kompleks dimana seseorang kesulitan berbicara dan bertindak. ASD memiliki berbagai variasi jenis dan tingkatan berdasarkan gejalanya. Anak yang memiliki autism biasanya cenderung lebih sensitif terhadap makanan dan umumnya memiliki masalah pencernaan seperti diare, perut kembung, gastroesophageal reflux disease (GERD), konstipasi, atau pun buang air besar berlebih. Karena itu perlakuan pola makan atau diet pada penderita autism menjadi rekomendasi penting bagi mereka.
Ada beberapa diet yang dilakukan pada penderita autis diantaranya:
1. Diet Gluten Free – Casein Free (GFCF)
Menurut Autism Network, penghilangan jenis protein tertentu dalam makanan yang dikonsumsi terbukti dapat menurunkan gejala autis. Diet gluten-free dan casein-free adalah diet yang paling banyak dipakai dalam perawatan anak autis. Diet tersebut menghilangkan dua jenis protein yakni gluten yang berasal dari gandum dan kasein yang berasal dari susu.
Secara teori, kedua protein tersebut tidak bisa dicerna dengan sempurna sehingga menyebabkan pergolakan pada lambung. Pergolakan ini dapat menjadi pemicu gejala autis muncul. Diet gluten free juga dapat dilakukan untuk mengetahui apakah anak memiliki celiac disease.
2. Beige Diet atau Diet Putih
Anak-anak autis dikenal memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga menghindari makanan dengan warna yang terlalu mencolok, rasa atau pun bau yang terlalu menyengat. Karena itu salah satu diet yang sering dilakukan yakni pemberian beige diet atau sering disebut juga sebagai diet putih.
Makanan yang masuk dalam beige diet ini memiliki ciri:
- Tidak mencolok secara visual, tidak berbau menyengat, serta cenderung hambar.
- Mudah untuk dimakan, tidak perlu dikunyah atau hanya perlu sedikit kunyahan.
- Rasa, bau, bentuk tidak berubah, selalu sama. Seperti produk kemasan komersial yang isinya selalu sama.
Beige diet tidak bisa sepenuhnya memberikan nutrisi yang cukup pada pada anak. Anak tetap membutuhkan makanan yang bervariasi dengan berbagai warna dan rasa yang berbeda agar nutrisinya tercukupi. Tapi bagi mereka yang kesulitan makan karena sensori yang sensitif, diet ini merupakan langkah awal yang baik agar anak bisa makan terlebih dahulu.
Contoh list buah dalam beige diet:
- Pisang
- Apel
- Pir
- Kelapa
- Persik putih
- Anggur hijau beku
- Melon
Contoh list sayuran dalam beige diet:
- Adas
- Lobak putih
- Kohlrabi
- Zucchini kupas dan summer squash kuning
- Turnip
- Bangkuang
- Wortel putih
- Mentimun
- Kembang kol
- Jamur
- Jagung putih
- seledri
- Ubi jepang
- Asparagus
- Kentang
- Bawang putih
- Bawang bombay
- Parsnip
3. Diet Sugar Free
Diet sugar free atau diet tanpa gula dilakukan dengan menghindari gula dan karbohidrat kompleks lainnya serta meningkatkan jumlah konsumsi protein. Gula dapat meningkatkan resiko inflamasi, meningkatkan aktivitas otak secara berlebihan serta bersifat membuat kecanduan.
Penderita autism perlu menghindari gula karena umumnya tubuh mereka sulit mencerna komponen tersebut. Terdapat defisiensi kadar enzim pemecah gula pada tubuh mereka. Diet sugar free atau diet tanpa gula diketahui dapat meningkatkan konsentrasi pada anak serta menurunkan frekuensi gejala muncul tiba-tiba sehingga anak dapat lebih tenang.
Makanan yang Perlu Dihindari pada Diet Anak Autisme
Secara garis besar, terdapat 4 golongan makanan yang sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi bagi penderita autism antara lain:
- Susu dan produk dairy
- Produk dari tepung gandum
- Makanan dengan kadar gula tinggi
- Daging hasil olahan seperti sosis
- Makanan Sintetik seperti pewarna sintetik, perisa sintetik, dsb
Makanan yang Direkomendasikan pada Diet Anak Autisme
- Probiotik
- Kacang-kacangan seperti black bean, pinto bean
- Biji bunga matahari
- Mackerel
- Sardin
- Tuna
- Salmon
- Flax seeds
- Biji labu
- Telur
- Kacang tanah
- Sari kedelai
- Chia seeds
- Almond dan sari almond
- Edamame
- Oatmeal
- Bayam
- Ayam
- Mangga
- Melon
- Tomat
- Wortel
- Paprika merah
- Labu
- Keluarga citrus seperti Jeruk
- Jamur
- Alpukat
- Nasi
- Bawang bombay dan bawang putih
Pemberian Suplemen pada Diet Anak Autisme
Banyak penderita autis sangat pemilih dalam hal makan, oleh karena itu mereka sering kekurangan zat gizi tertentu. Pemberian suplemen sekali setiap hari dianjurkan agar sang anak memiliki nutrisi yang seimbang dan kebutuhan hariannya terpenuhi.
Berdasarkan penelitian, penderita autism paling sering mengalami kekurangan serat, asam folat, kalsium, zat besi, zinc, vitamin A, C, D, E, K, vitamin B6 dan vitamin B12. Suplemen lsin yang dianjurkan yakni asam lemak omega 3 yang membantu menurunkan tingkat inflamasi di tubuh. Sebaiknya konsultasikan juga dengan ahli gizi mengenai suplemen mana untuk diberikan kepada anak.
Perlu diingat, tidak ada penanganan “satu untuk semua” dalam hal diet autism. Setiap anak harus dirawat secara individual tersendiri. Bagi anak dengan ASD, rutinitas adalah faktor utama bagi sang anak saat mereka makan. Karena itu diperlukan kesabaran dan kedisiplinan dari orang tua untuk mengubah jadwal makan mereka secara perlahan namun pasti. Konsultasikan juga ke dokter untuk meal planning yang lebih terarah.
Sumber:
Autism Speaks. (2021). https://www.autismspeaks.org/nutrition-and-autism. (diakses pada 31 Maret 2021)
Bhandari, Smitha. (2019). https://www.webmd.com/brain/autism/understanding-autism-basics. (diakses pada 31 Maret 2021).
Food For The Brain. (2021). https://foodforthebrain.org/condition/autism/. (diakses pada 31 Maret 2021).
Friedman, Jenny. (2019). https://www.jennyfriedmannutrition.com/healthy-white-foods/. (diakses pada 30 Maret 2021).
Hyman, Susan L, dkk. 2012. Nutrient Intake From Food in Children With Autism. Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4536585/
Sprout. (2020). https://www.joinsprouttherapy.com/autism-and-diet/food-list. (diakses pada 31 Maret 2021).
Zelman, Kathleen M. (2010). https://www.webmd.com/diet/features/diet-and-autism#1 (diakses pada 31 Maret 2021).