Open/Close Menu Ramah perilaku kami, Santun budaya kami, Sungguh-sungguh cara kerja kami

Demensia atau bisa disebut pikun adalah sebuah gangguan fungsi kognitif, ditandai dengan adanya gangguan fungsi memori atau daya ingat. Demensia menyebabkan gangguan memori jangka pendek, yang kemudian diikuti gangguan memori jangka menengah dan panjang, berdasarkan tingkat keparahan penyakit.

Salah satu penelitian menyebutkan, jika Anda memiliki riwayat keluarga yang menderita demensia, maka risiko untuk mengalami hal yang sama akan meningkat berlipat ganda. Risiko demensia bisa meningkat berkali-kali lipat bila Anda juga sering melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut ini:

Melupakan nutrisi untuk otak

Tidak hanya tubuh, otak juga membutuhkan asupan agar tetap berfungsi dengan baik. “Otak membutuhkan lemak sehat, protein tanpa lemak, vitamin dan mineral untuk berfungsi dengan baik,” kata Howard Fillit, MD, dari Alzheimer’s Drug Discovery Foundation (ADDF).

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa nutrisi terbaik yang bisa Anda berikan pada otak adalah diet yang penuh dengan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian. Ganti mentega dengan lemak sehat–misalnya minyak zaitun, dan batasi asupan daging merah.

1. Minum alkohol secara berlebihan

Minum alkohol terlalu banyak dapat menyebabkan hilangnya memori. Beberapa penelitian telah menunjukkan korelasi antara konsumsi alkohol berkepanjangan dan masalah kognitif.

Selain demensia, konsumsi alkohol berlebih juga menimbulkan masalah kesehatan lain––seperti tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit hati.

2. Merokok

Menurut Dr Fillit, dalam satu batang rokok terdapat lebih dari 4.700 senyawa kimia berbahaya. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa orang-orang yang merokok berisiko tinggi untuk mengembangkan semua jenis demensia.

Kabar baiknya adalah jika Anda menghentikan kebiasaan merokok, maka risiko demensia dan penyakit lainnya akan mengalami penurunan.

3. Mengabaikan penyakit kronis

Hipertensi dan diabetes yang tidak diobati adalah dua faktor risiko demensia terbesar, seperti penyakit Alzheimer. Menurut Dr. Fillit, penderita diabetes memiliki risiko 73% lebih tinggi untuk mengalami demensia. Selain itu, kondisi hipertensi di usia paruh baya juga meningkatkan risiko demensia, Alzheimer, dan penyakit pembuluh darah.

4. Sering menyendiri

Para periset di Brigham and Women’s Hospital menerbitkan sebuah studi yang menemukan hubungan antara perasaan kesepian atau isolasi sosial dengan peningkatan beta-amyloid–protein di otak yang terkait dengan Alzheimer.

“Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan, bahwa orang yang kesepian memiliki dua kali lipat risiko Alzheimer daripada rekan mereka yang melakukan interaksi sosial,” kata Dr. Fillit. Untuk mengurangi risiko ini, bergabunglah dengan komunitas atau berpartisipasilah dalam acara-acara sosial.

5. Enggan melatih otak

Sama pentingnya dengan olahraga fisik, melatih otak adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan. Menghabiskan banyak waktu untuk bersantai cenderung membuat otak Anda tidak aktif. Dan hal ini pada akhirnya akan meningkatkan risiko demensia.

“Mainkan permainan yang memerlukan pemikiran strategis seperti catur atau ikuti kelas secara online,” kata Heather Snyder, senior director of medical and scientific operations di Alzheimer Association.

Mereka yang memiliki latar belakang keluarga dengan demensia memang memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terkena penyakit otak ini. Namun, jika Anda sudah mengetahui pemicunya, paling tidak Anda dapat melakukan tindakan untuk memperkecil risikonya.

source: klikdokter

Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - Klinik Semper support by PT. PMI

Telepon Kami       (021) 4400902